Oleh : Dr. Kusnadi, dkk dengan Presidium Yang Mulia Kanjengsinuhun Prof. Hadikusumo bentuk Majlis Pinisepuh Nusantara
Dalam upaya menjaga dan memperkuat kebhinekaan Nusantara, langkah besar telah diambil oleh sekelompok tokoh dan pemikir terkemuka. Dipimpin oleh Presidium Yang Mulia Kanjengsinuhun Prof. Hadikusumo, bersama dengan Dr. Kusnadi dan rekan-rekannya, telah dibentuk sebuah lembaga yang bernama Majlis Pinisepuh Nusantara (MPN).
Kegiatan ini, dilaksanakan pada tanggal 16 Mei 2024, melalui Zoom Meeting dari pukul 08.30 hingga 10.30 pagi. Acara ini diinisiasi oleh Yang Mulia Kanjengsinuhun Prof. Hadikusumo dengan tujuan utama untuk merajut kembali kebhinekaan yang ada di Nusantara.
Langkah ini diambil sebagai respon terhadap seringnya kelompok-kelompok adat dan kerajaan-kerajaan Nusantara diabaikan oleh negara, yang pada akhirnya mengancam keberadaan dan kelestarian warisan budaya Nusantara. Hal ini, juga menjadi semacam jawaban atas ketidaksetaraan pengakuan terhadap beragam kelompok masyarakat adat dan budaya di Indonesia. Dalam beberapa dekade terakhir, banyak aspek kehidupan masyarakat adat dan budaya Nusantara terabaikan, yang mengancam keberlangsungan eksistensinya.
Menyadari pentingnya langkah konkret untuk melindungi dan mempromosikan keberagaman budaya Indonesia, Majlis Pinisepuh Nusantara berdiri sebagai wadah bagi kolaborasi antara para pemangku kepentingan, baik dari kalangan pemerintah, masyarakat, maupun tokoh-tokoh adat dan budaya. Langkah ini dipandang sebagai titik balik penting dalam memperkuat jaringan kearifan lokal, yang merupakan salah satu pilar utama kekuatan bangsa.
Dalam kesempatan ini, Prof. Dr. Ir. GPH. S. H. Hadikusumo, MBA, Ph.D, yang dikenal sebagai tokoh yang gigih dalam menjaga warisan budaya Nusantara sekaligus putra dari Sultan Hamengkubono IX, menyampaikan visi dan misi dari lembaga ini. Diantaranya adalah menegaskan kembali komitmen untuk melindungi, melestarikan, dan mempromosikan keberagaman budaya Nusantara sebagai aset tak ternilai bagi bangsa Indonesia.
“Ada enam pilar dan tiga pokok dasar yang akan dikembangkan di Yayasan ini” ungkap keturunan dari Kesultanan Ngayogyokarto ini. “Enam pilar itu diantaranya adalah Bersemilah, Persatuan antar umat (Penyemaian jalinan untuk persatuan umat; Budayakan Kejujuran; Peduli kepada anak-anak Negeri; Kedaulatan Pangan dan Cinta Lingkungan; Gagasan yang bisa menghargai Sejarah; dan Menghormati leluhur”.
Selain itu, beliau menambahkan tiga aspek lagi, yatu “Asih, Asuh, dan Asah”. Keenam pilar ditambah dengan tiga dasar itu, maka disebut dengan Pusaka Sakti” tegas beliau.
Melalui langkah-langkah konkret seperti pembentukan Majlis Pinisepuh Nusantara, diharapkan keberagaman budaya Nusantara akan semakin diakui, dihargai, dan diperkuat dalam segala aspek kehidupan bangsa. Semua pihak, baik dari kalangan pemerintah, masyarakat, maupun tokoh-tokoh adat dan budaya, diharapkan dapat bersatu untuk merajut kembali kebhinekaan yang menjadi kekuatan utama bangsa Indonesia.
Pada kesempatan itu juga disampaikan oleh Dr. Kusnadi, M.Pd bahwa ”Negara seringkali absen dalam pengakuan dan perlindungan terhadap kelompok-kelompok adat serta kerajaan-kerajaan Nusantara, yang pada awalnya merupakan pemilik tanah air ini. Hal ini menunjukkan bahwa warisan budaya dan kearifan lokal seringkali diabaikan, padahal merupakan bagian tak terpisahkan dari identitas bangsa”.
Melalui Majlis Pinisepuh Nusantara, diharapkan kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan tokoh-tokoh adat dapat ditingkatkan untuk menjaga dan mempromosikan keberagaman budaya yang menjadi kekayaan Nusantara. Sebagai forum yang inklusif, Majlis Pinisepuh Nusantara diharapkan dapat menjadi wadah bagi dialog dan kolaborasi yang produktif guna membangun bangsa yang lebih kuat dan berdaya saing, tanpa meninggalkan akar budaya yang kaya dan beragam.
0 Komentar