Breaking News

BIDUK Ke-3 Bahas Komodifikasi Agama dalam Politik di Riau

 


INDRAGIRI.com, Pekanbaru – Institute for Southeast Asian Islamic Studies (ISAIS) UIN Suska Riau bersama dengan Asosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIPI) Riau menggelar kegiatan Bincang Diskursus Keragaman (BIDUK) ke-3 di Norma Coffee, Pekanbaru. Acara yang dihadiri oleh akademisi, aktivis, dan tokoh masyarakat ini mengangkat tema relevansi agama dalam politik dan berbagai dinamika seputarnya. (30/9)


Khoirul Huda dari Ansor Riau, salah satu pembicara utama, menekankan bahwa branding kesalehan tidak cukup sebagai modal dalam politik. "Politik butuh lebih dari sekadar citra atau kesalehan pribadi. Masyarakat membutuhkan sosok yang benar-benar mampu menggerakkan perubahan dengan kebijakan nyata," jelasnya.


Dalam sesi yang sama, Faisal Riza, pengamat politik dari UIN Sumatera Utara, turut menyoroti fenomena pengusaha yang merambah ke ranah politik dan bagaimana mereka menggunakan agama sebagai instrumen politik. 


Politik dengan instrumentalisasi agama sebenarnya memiliki modal yang rendah. Namun, mesin partai politik sangat mahal harganya,” ujarnya. 


Ia menambahkan bahwa banyak politisi menggunakan isu agama, seperti syariat, semata-mata sebagai framing untuk mendulang suara.


Ustadz Entrepreneur, sebuah fenomena baru di kalangan ulama yang aktif berbisnis dan berpolitik, juga menjadi sorotan dalam diskusi ini. Faisal Riza menegaskan bahwa motif di balik politik tidak sekadar “menambah iman” atau “mau masuk surga,” namun lebih kepada penggunaan agama untuk mencapai tujuan politik.


Acara ini berhasil menjadi ruang diskusi yang menarik dan memperkaya pemahaman tentang bagaimana agama dan politik sering kali bersinggungan di Indonesia. BIDUK ke-3 ini memperlihatkan bahwa di era modern ini, agama masih menjadi alat politik yang kuat, namun perlu ditelaah lebih dalam untuk memastikan bahwa penggunaannya tidak merusak esensi dari keduanya.


Selain Khoirul Huda dan Faisal Riza, ada Idrus Hemay, Direktur CSRC UIN Jakarta, Adi Prayitno, Pengamat Politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus Direktur Parameter Politik Indonesia. Narasumber lainnya adalah Titi Anggraini, PERDULEM Jakarta dan Muhammad Ansor dari UIN Suska Riau.


Kegiatan ini, diharapkan bisa menjadi ajang refleksi bagi para peserta dan masyarakat luas untuk memahami lebih baik dalam memahami pemilahan umum mendatang, terutama pada pemilihan umum serentak. (*)


0 Komentar

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close