INDRAGIRI.com, OPINI - Hari Guru Nasional ke-79 yang jatuh pada 25 November 2024 seharusnya menjadi momen penghormatan bagi para pahlawan pendidikan. Namun, ironisnya, di tengah perjuangan guru mendidik generasi bangsa, mereka justru sering kali menjadi sasaran kritik, laporan hukum, bahkan pengabaian.
Guru yang sejatinya menjadi penjaga moral dan pengajar adab kini terjebak dalam dilema. Ketika mereka mendisiplinkan siswa, mereka dilaporkan. Ketika mereka terlalu lembut, mereka dianggap tidak tegas. Di mana posisi guru dalam dunia pendidikan kita saat ini?
Guru bukan sekadar penyampai ilmu, mereka adalah pemberi tunjuk ajar yang menanamkan moral, etika, dan adab pada generasi muda. Namun, di tengah derasnya pengaruh media sosial dan gaya hidup konsumtif, nilai-nilai luhur ini sering kali terpinggirkan.
Ironisnya, ketika pelajar kehilangan adab, jari telunjuk dengan mudah mengarah pada guru. Padahal, adab tidak lahir hanya di sekolah. Orang tua dan lingkungan memiliki tanggung jawab yang sama besar, bahkan lebih utama, dalam membentuk karakter anak
Di sisi lain, peran pemerintah dalam mensejahterakan guru masih jauh dari ideal. Gaji yang rendah, status honorer yang tak kunjung selesai, dan minimnya pelatihan membuat profesi guru terasa kurang dihargai. Apakah pemerintah lupa bahwa pendidikan berkualitas hanya lahir dari guru yang sejahtera dan didukung?
Peningkatan kualitas pendidikan selalu menjadi jargon politik, tetapi kenyataan di lapangan berkata lain. Tanpa penghargaan yang layak, bagaimana guru bisa mendidik dengan penuh semangat?
Hari Guru ke-79 ini harus menjadi momen refleksi bagi kita semua. Apakah kita sudah benar-benar menghormati guru? Ataukah kita hanya terus menuntut tanpa memberi dukungan?
Untuk Guru: Tetaplah menjadi pilar moral dan adab meski tantangan semakin berat.
Untuk Orang Tua: Sadarlah, pendidikan karakter dimulai dari rumah, bukan hanya dari sekolah.
Untuk Pemerintah: Berhentilah menjadikan guru sebagai alat kampanye; beri mereka kesejahteraan nyata.
Untuk Masyarakat: Jadilah lingkungan yang mendukung pendidikan, bukan menghancurkannya.
Jika kita terus mengabaikan peran guru, jangan heran jika moral generasi muda semakin merosot. Pendidikan bukan hanya tugas guru, tetapi tanggung jawab bersama. Hari Guru harus lebih dari sekadar seremonial; jadikan ini awal perubahan.
"Mari hargai guru sebelum kita kehilangan arah."
------------------------
Oleh: Sulaiman
(Alumni SD 017 Parit 14 Tagaraja – Sekarang SD 011 Air Tawar, Alumni MTI Sungai Guntung)
0 Komentar