INDRAGIRI.com, Kuala Selat - Desa Kuala Selat, Kecamatan Kateman, kembali dilanda bencana besar. Pada Jumat, 17 Januari 2025, kombinasi curah hujan tinggi, air pasang dalam, dan ombak yang kuat menghancurkan tanggul di Parit Kosong Selatan. Dampaknya, 6 hektar lahan produktif tenggelam, dan 2.500 hektar lainnya terancam mengalami hal yang sama. Kerugian dari peristiwa ini ditaksir mencapai Rp400 juta.
Bukan hanya lahan yang terdampak, bencana ini juga menghancurkan pemukiman warga di RT 06 dan RT 01 Dusun Hidayah. Sebuah rumah dilaporkan roboh, sementara dua rumah lainnya rusak berat, dan dua lagi mengalami kerusakan sedang. Sebanyak sembilan kepala keluarga (KK) kehilangan tempat tinggal dengan total kerugian diperkirakan mencapai Rp100 juta.
Nurjaya, S.Pd, Kepala Desa Kuala Selat, menjelaskan bahwa kondisi ini diperparah oleh tanggul yang sudah tidak mampu menahan tekanan air. "Hujan deras terus mengguyur, ditambah pasang dalam dan ombak kuat. Ini memberikan tekanan besar pada tanggul yang akhirnya jebol. Dampaknya sangat merusak, terutama bagi warga yang kehilangan rumah dan mata pencaharian," ujar Nurjaya.
Salah satu warga yang terdampak, Ahmad (42), mengaku kecewa karena masalah tanggul yang sudah lama diabaikan akhirnya berujung bencana. "Kami sudah berkali-kali meminta perhatian pemerintah untuk memperkuat tanggul, tapi tidak ada tindak lanjut. Sekarang kami harus menghadapi kerugian besar dan ketidakpastian ke depan," ungkapnya.
Upaya darurat dilakukan oleh pemerintah desa bersama warga setempat untuk menahan kerusakan lebih lanjut. Namun, perbaikan sementara ini dinilai tidak cukup. Nurjaya berharap ada langkah konkret dari pemerintah yang lebih tinggi. "Kami butuh perhatian serius dari kabupaten hingga pusat. Perbaikan permanen tanggul harus segera dilakukan untuk mencegah kerugian lebih besar di masa depan," tegasnya.
Selain perbaikan tanggul, warga juga meminta adanya program pengelolaan lingkungan yang lebih baik untuk mencegah bencana serupa. "Kami tidak hanya butuh bantuan sekarang, tapi juga solusi jangka panjang. Hidup kami di sini selalu berada di bawah ancaman banjir karena kondisi infrastruktur yang lemah," kata salah satu tokoh masyarakat.
Pemerintah desa telah membuka posko darurat di kantor desa untuk menampung bantuan bagi warga terdampak. Bantuan berupa bahan makanan, pakaian, dan kebutuhan dasar sangat dibutuhkan untuk membantu warga bangkit dari musibah ini. (*)
0 Komentar